Rabu, 10 Desember 2008

sayup sampai

apa sih yang kita cari sebagai ibu? kesuksesan anak2 bukan?

apa yang kita cari sebagai pendidik? juga kesuksesan anak2 didik kita, bukan begitu?

lantas sukses itu yang seperti apa? 

PENIDUR YANG INDAH

Hari ini lelah menyapaku mesra
Seakan tiada rela melepas raga yang tiada berharga
Jiwaku demikian hampa
DIA kembali menyapa
"Duhai hamba, sukakah engkau kuberi waktu istirahat?"
"Hamba tiada berani meminta paduka!"
DIA tersenyum bijaksana
"Tidurlah engkau wahai hamba, esok kan kau jumpai sesuatu
Yang indah."
Jiwaku terasa demikian bahagia

Pagiku tiba....
Seribu wacana, dua kerja mesti terlewati penuh makna
Aku diam dalam ketakmengertian dan kebingungan
DIA kembali menyapa
"Duhai hambaku tercinta, tidakkah kau mengerti keindahan
macam apa yang menanti?"
"Duhai paduka yang selalu kupuja, tiada berani hamba
Bayangkan sesuatu yang tak pernah memjadi milik hamba ...."
DIA tertawa bahagia
"Bekerjalah kau sebaik-baiknya karena disanalah letak
Indahnya cinta."
Jiwaku pun terbakar semangat bekerja penuh gairah

Siang pun menjemput mesra
Satu dua menit lamanya ksapa DIA
Saat kupanggil namaNYA aku tenggelam memandangNYA
Hingga akhirnya aku tertidur dalam keindahanNYA
Penidur yang indah pun menyambutku mesra
Merengkuhku untuk kembali bersamaNYA
(Innalillahi wa Inna Ilaihi Roji'un)


Hamba yang merana karena
Rindu yang ternoda

RENUNGAN I

"Pernahkah kamu menyembah diriKU?"

Aku tertawa dan mengacuhkannya 
"Pernahkah kamu mencintaiKU?"
Aku semakin terbahak karenanya 

Hari ini aku tak melihatNYA 
Ada sedikit lega terbebas dari tanya 

"Pernahkah kamu merasa kehilangan aku?"
Tanya yang tak perlu dijawab adanya
 
"Pernahkah kamu mersa dekat denganku?"
Seperti biasa aku tak menjawabnya 

Esoknya aku pun tak melihatNYA 
Rasanya makin malas saja bertemu denganNYA 

Sehari berlalu
Dua hari tak menjengukku 
Tiga hari telah melewatiku 
Aku menjadi terganggu 

Kenapa DIA?
Apa yang terjadi denganNYA 

Tiba-tiba aku tersadar Aku merindukanNYA 
Aku menginginkan kehadiranNYA 
Dan mulailah tanya yang selama ini ada kucerna 

"Pernahkah kamu menyembahKU?"
Memoriku mengeluarkan tanya itu

Bagaimana mungkin,
Aku tak pernah mengingatMU 
Bukankah KAU telah terbiasa bersamaku 

"Pernahkah kamu mencintaiKU?"

Mana mungkin kutahu,
Karena cintaMU sering kali terasa mengganggu 
Bukankah kamu selalu menyayangiku 
Berbuat tanpa kuminta 
Memberi tanpa mengharap balasnya 

"Pernahkah kamu merasa kehilangan AKU?"

Tidak, tidak pernah 
Bukankah KAU selalu ada untukku 
Menjagaku, melindungiku 
Dan menaungiku dalam luasan kasihMU 
Sekarang iya!
Iya, aku kehilanganMU

"Pernahkah kamu merasa dekat denganKU?"

Sungguh, dengan mengingatiMU 
KebaikanMU, ketulusanMU
Kasih sayangMU, dan semua pemberianMU 
Tiada pernah sekalipun KAU tunjukkan kemarahanMU 
Walau kutertawakan diriMU 
Kuacuhkan kehadiranMU 
KAU selalu memaafkanku
Sungguh, dakat denganMU adalah keinginanku 




Budak hina mencoba 
mendekatiNYA  

  

Senin, 08 Desember 2008

@ku seorang Ibu yang B@hagia :-)

menjadi seorang Ibu itu luar biasa, betapa tidak? setiap saat kita bertemu, bergelut, dan juga berinteraksi dengan buah hati. alhasil, kita pasti ter"uji". benar kan?