Lomba Da’I Guru Muslimat
Singosari
Rabu, 15 Pebruari 2012
Assalamu’alaikum wa
rohmatullohi wa baarokatuh!
Alhamdulillahi robbil ‘alamiiin,
Asyhadu an laa ilaha illalloh, wa asyhadu anna muhammadar rosululloh, Allohumma
sholli ‘ala Muhammad, wa ‘ala ali sayyidina Muhammad, amma ba’du.
Yang
terhormat Ibu Ketua IPTKM Kecamatan Singosari
Yang
terhormat Ibu Ketua Muslimat Kecamatan Singosari
Yang
terhormat Ibu Ketua IGTKM Kecamatan Singosari
Yang
terhormat Dewan juri lomba da’I guru Muslimat kecamatan Singosari
Dan segenap hadirin
Rokhimakummulloh
Pada kesempatan kali ini
saya akan membawakan tema tentang “Nabiku, Idolaku”, kenapa begitu?
Karena sebagai ummat muslim yang mengatakan mencintai Alloh dan Rosul-NYA, maka
meng-idolakan Nabi adalah syarat yang utama. Bagaimana mungkin? Karena dengan
meng-Idolakan beliau kita akan dengan senang hati mencontoh dan meneladani peri
kehidupan beliau dalam keseharian sehingga kita benar – benar menjadi seorang
muslim dan muslimah sejati, tentu saja dengan berlandaskan Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Suatu ketika saya berjumpa
dengan seorang saudara sesama muslim, seorang anak yang beranjak dewasa dengan
status mahasiswa, ketika saya tanya, “Siapa idolamu?”, dengan cepat dia
menjawab, “Giring Nidji!”. Saya mengangguk – angguk setuju, kemudian kami
ngobrol tentang banyak hal sampai pada pertanyaan saya padanya, “Apakah kamu mengenal Muhammad?”, “Ya!”
sahutnya cepat! “Siapa beliau?” kejar saya. “Nabi terakhir!”. “Seperti apa
beliau?” dan dia menggeleng – gelengkan kepalanya. “Siapa ayahnya?”, terlihat
barisan giginya tengah tertawa, “Ibunya?” dan tawanya semakin keras sambil
berkata, “Lupa!”
“Kamu ngaji dimana?”
tergeragap dia menjawab, “Sudah lama saya tak mengaji.” Lantas saya bertanya
kembali, “Sampai dimana Al-Qur’an-mu?”, dan miris sekali ketika dia berkata, “Saya
berhenti sejak lama, saya tak pernah mengkhatamkan Al-Qur’an!” Innalillahi wa
inna ilaihi roji’uuun….
Saya yakin, di kalangan kita
semua hal itu tidak ada. Saya percaya bahwa kita akan sangat “mendahulukan”
kebiasaan anak – anak kita untuk mengaji sejak dini, betul apa betul? Saya juga
yakin ibu – ibu kita dan juga lingkungan kita senantiasa menanamkan kecintaan
kepada Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu hadirin yang dirahmati Alloh, mari kita
sejenak mengenang kembali seperti apa beliau Rosululloh Muhammad SAW.
Rosululloh Muhammad SAW
adalah seorang pribadi utama, tauladan ummat manusia, dan termasuk seorang
manusia yang sukses dunia akhirat. Kenapa beliau sukses? Karena beliau memiliki
karakter yang begitu kuat dengan 4 sifatnya yang sangat terkenal!
Apa sajakah keempat sifat
beliau? Betul sekali!
1. Shiddiq – Jujur
Sejak kecil Rosululloh telah yatim piatu, namun kemalangan hidup tak
membuat beliau lemah, namun justru menumbuhkan suatu karakter yang sangat kuat,
yakni kejujuran!
Sebagai orangtua, sudahkah kita membiasakan diri berlaku jujur terhadap
anak kita? Anak meneladani perbuatan orangtua, bukan perkataan mereka. Sekarang
kita menginginkan anak kita jujur, namun kita sendiri tak jujur, anak tak akan “percaya”
kepada kita sebagai orangtuanya. Anak akan “merekam” bahwa “bohong” itu
diperbolehkan, betul apa betul?
2. Amanah – Dapat dipercaya
Rosululloh menjadi pribadi yang besar karena beliau mempunyai sifat yang
dapat dipercaya siapa saja, tak perduli kaya atau miskin, penguasa atau budak,
semua mempercayai Rosululloh. Sebagai orangtua dan sekaligus pendidik, sudahkah
kita benar – benar memegang “amanah” dan menunaikannya? Mari kita merenungkannya
bersama – sama.
3. Tabligh – Menyampaikan
(Kemampuan berkomunikasi)
Rosululloh mempunyai kepiawaian berkomunikasi dengan semua kalangan,
bahasa beliau sederhana dan mudah dimengerti, sehingga siapapun yang berbincang
dengan beliau akan mendapatkan “pencerahan” dan ikut bertumbuh menjadi pejuang –
pejuang yang tangguh. Nah, kalau kita bagaimana hadirin rokhimakumulloh? Sudahkah
kita mampu menyelami betul bagaimana berkomunikasi dengan anak – anak kita? Sudah
atau belum?
4. Fathonah –
Kecerdasan
Alloh mengaruniakan kecerdasan yang luar biasa kepada beliau Rosululloh,
meskipun beliau tidak “cerdas” dalam “menulis” karena Rosululloh adalah ummiy –
buta huruf, namun beliau membuktikan bahwa kecerdasan majemuk itu ada sejak
lama. Beliau adalah “penghafal yang hebat”, karena lewat “hafalan” beliau-lah
kita diajarkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
Maka berkaca dari keempat
sifat beliau Rosululloh, apa yang taka da pada diri kita, maka mari kita
bersama – sama untuk memperbaiki dan menyempurnakannya. Karena generasi masa
depan adalah hasil didikan generasi sekarang. Percayalah bahwa setiap anak
mempunyai suatu “tugas mulia” yang harus mereka tunaikan, dan tugas kita
sebagai orangtua dan pendidik untuk memberikan bekal untuk perjalanan mereka
yang panjang.
Mulai dari kita, mulai saat
ini, tebarkan virus meng-idolakan Nabi Muhammad SAW, semoga kelak Indonesia
akan Berjaya di kancah dunia.
Ada kuranglebihnya saya
mohon ma’af yang sebesar – besarnya, sebelum kita tutup mari kita nyanyikan
bersama
“Nabiku,
Idolaku”
Kupunya
idola, dalam hidupku
Bukan
superma, bukan spiderman
Manusia
utama, Al-Amin gelarnya
Dialah nabiku dan idolaku
)2x
Wabillahi taufik wal hidayah
wa bi ridlo wal inayah, wassalamu’alaikum wa rohmatullohi wa baarokatuh.