Senin, 06 Desember 2010

Catatan Kecil

Damaikan Hati 

Sejak beberapa waktu lalu aku merasa “marah” (boleh kan marah? Asal tetap cantik mengelolanya). Hmmm…. Apa pasal? Pada akhirnya Alloh menunjukkan juga apa yang selalu membuatku “tertinggal”, ya… sebagai sesama guru, kufikir memang tak ada yang perlu dirisaukan kecuali untuk bersaing sehat memenangkan kuota sertifikasi. Toh, jika Alloh menunjuk, maka siapa pun takkan mampu untuk memalingkannya.

Sertifikasi? Hampir setiap guru swasta sangat mendambakannya, dengan berbagai niat dan latar belakang, dan pastinya akan berujung pada kesejahteraan .

Aku kecewa pada apa yang aku dapati saat workshop data EMIS yang diadakan Mapenda sabtu kemarin, saat aku mulai menyimak data yang harus kumasukkan, aku tertegun, seluruh data temanku telponnya berbasis Handphone dan hanya satu – satunya punyaku yang berbasis telepon rumah, padahal hampir semua tahu kalau aku lebih gampang dihubungi lewat HP.

Aku memang selalu dinamis mengikuti segala perkembangan yang memungkinkan, karena basis pendidikanku bukanlah untuk terjun ke dunia pendidikan, aku rajin ikut workshop, diklat, seminar, dan lomba. Harapanku aku akan mendapatkan “pencerahan” dan pada akhirnya akan membuatku semakin mengenal dunia anak – anak yang kugeluti sekarang.

Segala biaya yang kukeluarkan untuk setiap aktivitas yang kusebut di atas 80% adalah biaya pribadi, sesekali RA tempatku mengajar yang mengirimku (tahu diri-lah aku, bagaimana mungkin aku selalu minta sementara aku belum mampu member yang terbaik ).

Bukan untuk sombong, bukan pula untuk gagah – gagahan, namun semakin lama aku merasa ada acces yang tertutup, padahal ku ingin sekali “ilmu”-ku terus berkembang. Aku adalah pembelajar perpaduan namun dominan visual, jika aku melihat maka aku akan terus mengingat.

Beberapa kali aku menjuarai lomba tingkat kecamatan, kemudian kabupaten, kemudian boleh-lah dibilang nasional, meski hanya mendapat hadiah hiburan. Dan beberapa kali mendengar bisik- bisik teman yang lolos sertifikasi, atau yang tengah berproses untuk sertifikasi, aku mulai menyiapkan keseluruhan berkas yang sekiranya akan kuperlukan nanti, alhasil lumayan, aku tidak akan terlalu kebingungan jika sertifikasi menghampiriku.

Namun setelah terakhir kali aku bertanding di TOTY (teacher of the year) yang diadakan Erlangga 4 Kids bekerjasama dengan IGTKI Kabupaten Malang, dan Alhamdulillah dapat harapan I, aku mulai merasa ada acces yang tertutup, meski begitu aku getol saja ikut lomba lewat internet, toh bukan menang atau kalahnya, akan tetapi kebahagiaan akan ide yang tersalurkan dan juga mengasah kemampuan, pantang menyerah.

Akhirnya aku tahu jika terkadang pusat (entah pusat yang mana) kadangkala langsung menelpon orang per orang dalam suatu tugas mendadak atau juga diklat – diklat di daerah.

Alhasil, aku tahu nomer rumah yang terpasang, bukan aku marah karena hal ini, akan tetapi tak ada-kah cara cantik untuk bersaing secara sehat denganku? Apakah kehadiranku terasa begitu mengancam?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya