Jumat, 04 Februari 2011

Lomba Leutika

Lomba Kisah Ringan Kesehatan/Kecantikan (powered by Leutika Publisher)

by Dewi Mora Rizkiana on Saturday, November 20, 2010 at 3:39pm


My Beatifully Hair…. Oh GOD!!!


Kisah ini adalah kisahku zaman dulu sekali, zaman dimana aku masih belum sepenuhnya percaya diri (PeDe, red!), masa dimana penuh dengan ke-'iri hati'-an akan kondisi fisik yang lebih baik (Duh, seperti tidak bersyukur banget ya?!)


Begini cerita lengkapnya!


Dalam keluargaku aku adalah ibarat itik buruk rupa di tengah sekawanan angsa putih yang sangat indah. Kulitku lebih legam dibanding saudara – saudaraku, hidungku mancung ke bawah alias pesek, bibirku ndower, tinggi badan pun paling pendek, pokoknya kalau ada orang yang habis lihat saudara – saudaraku terus melihatku pasti banyak yang tanya, “Bener ini adiknya?” atau juga “Bener ini saudaranya?” ck ck ck, sedih banget kan? Satu pabrik tapi kurang mendapatkan pengakuan?


Tapi -sekali lagi- Tuhan itu memang adil, meski aku diberi segudang kekurangan plus rasa minder gak ketulungan, aku dikasih rambut yang sangat hitam lebat dan indah, sukanya jika kaum adam menyapa seperti iklan shampoo yang terkenal kala itu, “Hai gadis sunsilk!”


Rasanya hati ini terbang ke langit ke tujuh, senangnyaaaaaa…. Namun giliran melihat langsung siapa yang punya rambut, mundur-lah satu per satu (bersyukur banget ya…. Bukannya itu salah satu cara Tuhan menjaga kita, hehehe! Tapi itu sih jika dipikirkan sekarang, kalau dulu langsung nyungsep jatuh ke bumi bersemak – semak yang banyak duri, habis setelah terbang terus harus ikhlas begitu saja ditinggal lari, kwek! Jadi ingat salah satu episodenya Bernard Bear yang harus berjuang dengan kaktus namun justru kena ambruknya kaktus terbesar penuh duri, hiiiyyyy….)


Jadilah rambut ‘sunsilk’ (maaf ya buat sunsilk karena ini cuma sebuah kisah biasa tanpa maksud menjelekkan sunsilk) ikon kebanggaan seorang Dewi, dirawat dengan hati – hati, pakai segala macam condisioner dan segala obat creambath rambut yang mahal harganya, namun apa daya, agaknya Tuhan masih menguji kesabaran hambanya, bukannya rambut tetap indah dan lebat, rambutku menjadi kering dan juga rontok. Setiap kali disisir, srek! 10 helai rambut nyantel dengan PeDe-nya di sisir rambutku. semakin getol aku memberi obat creambath dan penguat rambut, semakin banyak yang berhamburan seperti hujan turun.


Stresss! Frustasi! Jikalau ikon kebanggaan juga harus diikhlaskan pergi, apalagi kebanggaan seorang Dewi? Tuhan tak berhenti mengajariku untuk lebih bersyukur, aku harus merasakan sakit typhus di penghujung tahun jelang perpindahan dari SMP ke SMA, alhasil rambutku semakin tipis dan menjadi pirang (kok bisa ya?), itu-lah kuasanya ^_^.


Setelah diberi rambut yang semakin tipis, membuatku semakin konsentrasi dan fokus pada kelebihan lain yang ada pada diriku. Alhamdulillah, aku mulai menulis dan dimuat di majalah sekolah, aktif dalam kegiatan pramuka, aktif di karang taruna, bercuap – cuap tentang banyak hal yang bertujuan untuk semakin menggali potensi kita sebagai manusia, akhirnya obsesiku akan rambut indah pun memudar, dan alhamdulillahnya, sebagai bentuk syukur atas penjagaanNYA selama ini, akhirnya aku pun berusaha menjaga diri lebih baik lagi, lulus SMA kuputuskan untuk menghargai rambutku dengan memberikan mahkota yang lebih indah, berhijab! Hihihi, berkerudung ding! Karena masih menutup rambut dengan kerudung kecil segi empat.


Namun, dari sini aku tahu, bagaimana sebuah ‘ketulusan’ dan ‘keapa-adaan’ kita sebagai manusia dalam berteman, Good bye ‘rambut sunsilk’, kumuliakan kau lebih dari sekedar pamer kepada manusia lain, kuberi kau tempat yang terhormat yang hanya orang – orang tertentu yang dapat menghargaimu dengan apa adanya. Kok, alhamdulillahnya…. Semakin indah saja? (bikin penasaran saja ya? hehehe!).


Diikutkan dalam Lomba Kisah Ringan Kesehatan/ Kecantikan

infonya : http://www.facebook.com/note.php?note_id=446623791271

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya