Jumat, 04 Februari 2011

Sebuah tulisan untuk guru....

selamat hari guru (25 Nov 2010)

by Dewi Mora Rizkiana on Saturday, November 27, 2010 at 12:39pm


“Bagaimana menurutmu dengan belanja dari suami 150ribu seminggu dengan anak 3 sepertiku?” curhat seorang temanku saat pulang sekolah.


Aku tertegun, seorang teman se-profesi sedang mengadukan apa yang dirasakan oleh banyak teman lain yang belum terungkapkan.


“Tahu tidak saat ini yang ada di kepalaku adalah uang uang uang!” ujarnya sambil menggerakkan tangannya menjumput sesuatu didahinya dan melontarkan jauh ke depan.


“3 anak Bu, masih kecil – kecil, sementara kita tahu bersama apa yang kita dapat selama mengajar disini.” Lanjutnya sekali lagi.


Matanya mengerjap – erjap, aku menghela nafas diam dan berusaha mendamaikan rasa yang membuncah di dada.


Ya, apa sih yang diperoleh oleh guru yang mengajar di taman kanak – kanak, di desa lagi?


Dengan segala sesuatu yang diperoleh dan dikelola secara swadaya, apa yang tidak buat kami? Segalanya kami berikan untuk sebuah ‘cahaya’ di masa depan, generasi yang kuat dan penuh dengan semangat kebaikan dan kejujuran. Hanya kadang terselip juga tanya, bagaimana kami bisa dituntut berdedikasi tinggi sementara kami harus terus menerus memikirkan tentang kesejahteraan kami, mungkin itu-lah yang membuat begitu terpuruknya sistem pendidikan kita?


Jangankan berfikir untuk ikut seminar atau workshop, dapur mengepul sudah subhanalloh!


“Iya Bu, njenengan enak, suami kerjaannya mapan, alokasi biaya untuk apa saja punya, lha aku?” lanjutnya sambil menghentakkan nafas berat dan tersenyum meninggalkanku.


Aku yang baru bergelut dalam dunia anak – anak hanya mampu mengurut dada, uang yang kami kelola berasal dari SPP @ Rp. 25.000,- dengan 37 anak didik (kelas A 18 anak, kelas B 19 anak), uang yang kami kelola dalam sebulan tak sampai satu juta.


Pengeluaran kami, untuk begitu banyak kegiatan keluar IGTKI, IGTKM, dan IGRA sungguh sangat menyita keuangan kami yang tak seberapa. Taruh kata iuran dan lain – lain untuk ketiga organisasi yang kami ikuti plus minus 50rb sebulan, sudah 150 rb uang berkurang. Seumpama ada banyak lagi kegiatan keluar, maka alokasi biaya tak terduga kami adalah 100rb, maka sudah 250rb uang kami tersita.

Seumpama saja uang kami utuh satu juta, maka sisanya adalah 750rb, operasional lain? Spidol, kertas lipat, kertas – kertas, dan masih banyak lagi yang berhubungan dengan alat belajar mengajar, maka? Taruh kata satu bulan kami habiskan 150rb, genaplah 400rb kami belanjakan.


Hasilnya? 600rb untuk dibagi 4 orang guru, membaginya berdasarkan lama bekerja, maka Anda sudah bisa membayangkan berapa rupiah yang kami terima?

Keluhan ini bukanlah tanda kami tak mensyukuri segenap keberkahan yang telah Tuhan kasih sejak kami menceburkan diri di dunia anak – anak, ini hanya sebuah potret untuk dijadikan siapapun berkaca agar lebih mampu bersyukur tentang apa yang telah diterimanya sebagai manusia.


Senyum kami, entah pahit entah getir, namun kami selalu berusaha sekuat tenaga menghadirkan ketulusan dan keceriaan bagi anak – anak yang bermain seraya belajar bersama kami. Ingatlah kawan, bahwa Tuhan tak pernah tinggal diam, segala sesuatu telah dicatatNYA dan akan selalu memperoleh balasan sesuai dengan coretan amal yang kita torehkan.


Cerialah temanku, semoga ada jendela baru agar kita mampu berbagi bahagia sambil merangkak meraih sejahtera ^_^


(Selamat hari guru…. Semoga Alloh senantiasa memeluk kita dalam ketulusan dan keikhlasan menjalani hidup sebagai hamba-NYA, amiin....)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ya